🎇 Pendekatan Dalam Melihat Bisnis Dan Lingkungan

Banyaknyakasus pelanggaran lingkungan oleh perusahaan di Indonesia menunjukkan sedikitnya perusahaan yang memiliki kepedulian pada lingkungan. Rendahnya tingkat kepedulian ini bu DownloadPDF Manajemen Strategi Konsep Dan Model Bisnis eBook. You can read online on your kindle, Android, iPhone, iPad. Dalam Lingkungan bisnis yang bergolak, mengglobal, dan cepat berubah penuh dengan persaingan, mengakibatkan organisasi dengan mudah kehilangan visi dan misi. A Pengertian Etika Bisnis. Etika bisnis adalah tindakan yang dilakukan dalam kegiatan bisnis dengan tidak menyalahi aturan organisasi dan masyarakat. Dalam etika bisnis, setiap kegiatan harus dalam keadaan wajar dan sesuai dengan norma dan etika yang berlaku. Setiap tindakan bisnis harus dilandasi oleh moralitas dan prinsip kebenaran yang 1 Pengertian Lingkungan Bisnis 2. Jenis dan Lingkup Lingkungan Bisnis 3. Lingkungan dan Perusahaan 4. Pengaruh Lingkungan terhadap Studiini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi dokumen atas sumber-sumber referensi.Konsep CSR merupakan konsep yang membangun keuntungan secara berkesinambungan antara perusahaan dengan masyarakat dan lingkungan (planet), dengan memperhatikan etika dalam aktivitas bisnis perusahaan pada Quran. JikaAnda mengambil pendekatan yang layak untuk mengatasi anti-kerapuhan dalam makanan, kemungkinan besar Anda sudah menuju ke jalan yang benar. Menurut saya, utang dalam lingkungan ekonomi yang tumbuh positif belum tentu buruk jika dikelola dengan benar. Ketika ekonomi mulai goyah seperti yang kita lihat sekarang, utang pasti buruk 6 Penghapusan diskriminasi dalam kesempatan dan jenis pekerjaan 7. Bisnis semestinya mendukung pendekatan pembatasan pelanggaran lingkungan 8. Mengambil inisiatif untuk lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar 9. Mendukung pengembangan dan distribusi teknologi yang akrab lingkungan 10. Anti korupsi Respon terhadap lingkungan Pendekatanlingkungan merupakan pendekatan mengajar yang erat kaitannya dengan apa yang diajarkan guru yaitu alam sekitar. Dengan mengunakan pendekatan lingkungan, guru dapat mengajak anak- anak untuk menyadari betapa besarnya kasih sayang Allah pada makhluk-Nya, dan dengan demikian diharapkan merekapun mau menghargai hasil ciptaan itu sebagai menunjukkanketerlibatan aktif dalam memelihara alam dan lingkungan hidup "Nilai Karakter 1.2.1 2.2.1 3.22 3.2.3 4.2. I 4.22 423 mind mapping, teknik ATM, dan pendekatan saintifik yang menuntun peserta didik untuk mengarnatl Melihat (tanpa atau dengan alat)/ ßerpikir laritis dun beherjttsama CAubuv. Daftar Isi1 MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM PENGANTAR ELEMEN TINJAUAN SECARA MAKRO LINGKUNGAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN Lingkungan MEMAHAMI ATURAN Ketahanan menghadapi Persaingan Membaca Kondisi Lingkungan KARAKTERISTIK INDUSTRI SECARA Ketidakpastian Teknologi Technological Uncertainty Ketidakpastian Strategi Strategic Uncertainty Pembeli Horison Waktu yang HAMBATAN Jaringan Bahan baku dan berbagai sumber MEMILIH Definisikan Secara Jelas Bidang Usaha yang akan Dijalankan oleh Usaha Mempelajari Persaingan yang Harus Mempelajari Kekuatan dan Sifat Mempelajari Nilai-tambah Usaha Perkiraan ukuran permintaan/ RANGKUMAN MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM SUMBER Memahami lingkungan usaha dalam bisnis akan dijelaskan dalam artikel berikut. Selamat membaca… PENGANTAR ELEMEN LINGKUNGAN Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan internal suatu kegiatan usaha. Lingkungan luar terdiri dari berbagai sosial, baik yang bersifat peluang maupun yang dapat menjadi ancaman bagi kegiatan usaha yang terdapat di luar organisasi usaha tersebut, dan tidak dapat dikendalikan oleh si pengusaha. Kondisi dan konfigurasi sosial variabel ini akan menentukan situasi lingkungan luar yang harus dihadapi oleh kegiatan usaha. Lingkungan luar ini terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan tugas task environment dan lingkungan sosial societal environment. Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama. Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama organisasi seperti pemegang saham, pemerintah, supplier, komunitas sosial, kelompok-kelompok kepentingan seperti LSM, pesaing, pelanggan, pemberi pinjaman, serikat pekerja dan asosiasi usaha. Lingkungan tugas suatu jenis usaha sering dinamakan “industri” dari jenis usaha tersebut. Baca Juga CARA MENGANALISIS LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS Lingkungan sosial mencakup berbagai kekuatan yang bersifat umum dan tidak secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan jangka pendek perusahaan. Walaupun demikian, dalam jangka panjang berbagai kekuatan ini bisa terasa pengaruhnya, seperti tingkat pendidikan masyarakat, pendapatan per kapita, dan sebagainya. Lingkungan internal terdiri dari sosial variabel yang bisa berupa kekuatan maupun kelemahan, dan terdapat di dalam perusahaan, yang biasanya relatif dapat dikendalikan perusahaan. Variabel-variabel ini akan menentukan corak situasi dalam perusahaan menjalankan kegiatannya. Situasi tersebut dibangun oleh struktur kegiatan usaha, corak budaya, dan jenis sumber yang tersedia. Struktur kegiatan usaha menunjukkan cara yang biasa dijalankan dalam mengelola usaha ditinjau dari aspek-aspek komunikasi, otoritas, dan aliran kegiatan, seperti tergambarkan pada skema organisasi. Budaya menggambarkan corak kepercayaan, harapan, dan sistem nilai yang dianut oleh kebanyakan anggota organisasi, dan juga sesungguhnya menggambarkan corak perilaku yang biasanya dianut dan bisa diterima dalam organisasi. Sumber terdiri dari berbagai aset yang dimiliki, dan digunakan untuk mengubah bahan mentah input menjadi keluaran output berupa produk ataupun jasa. Berbagai jenis sumber antara lain mencakup sumber daya manusia, kemampuan manajerial, aset keuangan, fasilitas produksi, keterampilan, serta berbagai jenis kemampuan lainnya. TINJAUAN SECARA MAKRO LINGKUNGAN EKONOMI DAN LINGKUNGAN USAHA Penelaahan terhadap kondisi lingkungan secara makro perlu dilakukan terhadap 1 Lingkungan Ekonomi secara keseluruhan, dan 2 kondisi Lingkungan Usaha dari kegiatan yang dijalankan. Lingkungan Ekonomi Kondisi atau corak dari lingkungan ekonomi sangat besar pengaruhnya terhadap keberhasilan ataupun kegagalan dari suatu usaha yang baru dimulai. Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa para Entrepreneur pada umumnya hanya menaruh sedikit perhatian terhadap usaha untuk menelaah, apakah lingkungan ekonomi yang dihadapi sesungguhnya mendukung ataupun merupakan ancaman terhadap usaha yang dijalankannya. Di lapangan kerap kali dijumpai pengusaha atau calon pengusaha yang berani menanamkan modalnya tanpa penelaahan kondisi lingkungan ekonomi secara memadai. Sesungguhnya, penelaahan yang memadai terhadap kondisi lingkungan ekonomi, bisa membantu para pengusaha ataupun calon pengusaha, untuk memahami kondisi yang dihadapi agar tidak terjebak dalam situasi yang menyulitkan. Baca Juga Lingkungan Bisnis dan Sistem Ekonomi Terdapat beberapa pertanyaan penting yang sebaiknya dipelajari apabila pengusaha atau calon pengusaha bermaksud untuk memulai sebuah usaha baru Kuratko, antara lain Seperti apa kondisi ekonomi negara tempat usaha baru akan dimulai?Seperti apa corak atau kondisi pasar tenaga kerja di mana usaha baru akan dijalankan?Apakah suku bunga yang berlaku relatif stabil atau selalu mengalami kenaikan?Berapa banyak perusahaan-perusahaan sejenis telah berdiri dan di kemudian hari mungkin menjadi saingan?Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut berukuran sama, ataukah bervariasi? Apakah berbeda ukurannya dengan usaha baru yang hendak dijalankan?Bagaimana penyebaran lokasi perusahaan-perusahaan sejenis yang berpotensi untuk menjadi saingan? Apakah lokasinya tersebar atau hanya terkonsentrasi di suatu daerah tertentu?Apakah perusahaan-perusahaan sejenis tersebut cenderung hanya melayani pasar lokal atau juga melayani daerah lain? Apakah ada perusahaan sejenis yang melakukan ekspor? Apakah memang terdapat peluang untuk memasarkan produk yang dihasilkan di pasar luar negeri?Adakah peraturan-peraturan pemerintah yang mungkin berpengaruh terhadap jenis usaha yang akan dijalankan?Bagaimana corak persaingan yang selama ini terjadi antara perusahaan- perusahaan sejenis? Jawaban terhadap beberapa pertanyaan ini akan memberikan gambaran awal tentang usaha yang dijalankan dan juga corak lingkungan ekonomi yang akan dihadapi. Baca Juga Eksternalitas dan lingkungan Problem serta Solusi Entrepreneur yang akan memulai usaha baru, perlu menyadari bahwa diperlukan sikap dan keterampilan tertentu agar memiliki kemampuan untuk membaca kondisi lingkungan ekonomi. Beberapa karakteristik yang dianggap paling penting disajikan berikut ini. Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki pemahaman yang luas mengenai pengaruh lingkungan luar, terutama elemen-elemennya yang mungkin berpengaruh terhadap usaha yang hendak dijalankanPengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan untuk menafsirkan dan menerjemahkan pengaruh lingkungan luar menjadi pola pengelolaan ataupun pola pengambilan keputusan yang tepat dalam menjalankan usaha. Perumusan pola pengelolaan ataupun pola pengambilan keputusan yang tepat ini perlu bertumpu pada pemahaman yang menyeluruh holistic terhadap kegiatan maupun jenis kegiatan dalam usaha yang atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan negosiasi dan juga kompromi untuk menyelesaikan berbagai jenis konflik kepentingan yang terjadi karena berbagai jenis konstituen ternyata memiliki sasaran maupun sosial nilai yang atau calon pengusaha perlu memiliki kecerdasan intelektual yang memadai untuk mempelajari dan memahami berbagai permasalahan dan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Pengusaha atau calon pengusaha perlu memiliki kemampuan berpikir jernih agar dapat menghadapi berbagai permasalahan yang terjadi. MEMAHAMI ATURAN PEMERINTAH Perusahaan perlu menaati peraturan dan undang-undang yang berlaku di tempat perusahaan itu menjalankan kegiatannya. Karena itu, ongkos-ongkos yang perlu dikeluarkan oleh perusahaan maupun besarnya keuntungan yang dapat diperoleh bisa dipengaruhi oleh perubahan peraturan pemerintah yang berlaku di daerah itu. Keputusan-keputusan mendasar seperti jenis usaha yang akan dijalankan, produk ataupun jasa yang akan dipilih sebagai keluaran perusahaan, lokasi kegiatan, cara memasarkan produk atau jasa yang dihasilkan, harga yang hendak ditawarkan, dan berbagai keputusan mendasar lainnya akan terpengaruh oleh aturan-aturan yang berlaku. Berbagai contoh di Amerika Kuratko, menunjukkan bahwa aturan-aturan yang dikeluarkan pemerintah sering kali mempengaruhi usaha berukuran kecil dari berbagai segi seperti Harga Usaha kecil sering kali terpaksa menaikkan harga jual produk atau jasa yang dihasilkannya untuk mengimbangi kenaikan ongkos yang terjadi karena berusaha memenuhi aturan-aturan pemerintah. Di Indonesia sering kali perusahaan terpaksa membaikkan harga untuk mengimbangi biaya-biaya tidak resmi yang harus dipenuhi oleh perusahaan di lapangan. Ketahanan menghadapi perubahan Dampak dari aturan yang baru ataupun peraturan yang berubah sering membawa konsekuensi sosial dengan proporsi yang lebih memberatkan bagi usaha berukuran kecil. Persaingan Usaha Aturan-aturan pemerintah yang baru ataupun yang mengalami perubahan sering lebih terasa dampaknya pada perusahaan-perusahaan berukuran kecil sehingga cenderung membuat usaha kecil menjadi lemah dalam persaingan, terutama menghadapi usaha berukuran besar. Pengelolaan Aturan pemerintah sering kali memaksa usaha berukuran kecil untuk mengorbankan waktu dengan proporsi yang lebih besar agar dapat memenuhi berbagai aturan tersebut. Mental Berbagai jenis kesulitan, kegagalan, penghamburan waktu, dan lain-lain sering kali membuat pengusaha kecil menjadi lebih mudah frustrasi. Karena berbagai kelemahan tersebut tidak mengherankan apabila banyak usaha berukuran kecil yang berusaha menghindar dan tidak mematuhi aturan pemerintah. Membaca Kondisi Lingkungan Usaha Ahli strategi yang terkenal, Michael E. Porter, berpendapat bahwa kegiatan membaca kondisi lingkungan pada dasarnya dilakukan agar mampu menjawab dua buah pertanyaan penting, yaitu Seperti apa karakteristik struktur industri dari jenis usaha yang kita jalankan? Bagaimana kemungkinan perubahan yang mungkin bisa terjadi dalam struktur industri tersebut? Apakah perubahan tersebut akan membawa peluang sehingga menjadi jenis industri ataupun usaha yang kita jalankan menjadi menarik?Bagaimana posisi sosial perusahaan yang kita jalankan dalam struktur industri tersebut? Pertanyaan ini muncul karena pada jenis industri yang menarik sekalipun, keberhasilan perusahaan hanya akan tercapai apabila perusahaan yang kita jalankan memiliki posisi sosial yang baik dalam struktur industri. Sebaliknya, sekalipun kita berada dalam sosial industri yang kurang menarik, perusahaan akan tetap mampu mencapai keberhasilan apabila menempati ceruk usaha yang tepat. Porter selanjutnya berpendapat bahwa perusahaan berukuran kecil tidak akan cukup memiliki kekuatan untuk mempengaruhi ataupun mengubah struktur industri sosial yang digelutinya, dan cenderung hanya memiliki kemampuan untuk memiliki posisi yang baik, yaitu apabila perusahaan kecil itu memiliki dan mampu memanfaatkan keunggulan kompetitif yang dimilikinya. Dalam usaha untuk memahami kondisi lingkungan, pemahaman terhadap corak struktur industri yang ditempatinya merupakan langkah penting berikutnya bagi sebuah perusahaan yang baru berdiri. Berikut ini dijelaskan elemen-elemen penting yang ikut bermain dalam suatu jenis struktur industri, dan perlu mendapat perhatian dari perusahaan-perusahaan yang berada dalam struktur industri tersebut. Selanjutnya, pada gambar berikutnya, ditunjukkan secara rinci dan menyeluruh rangkaian pertanyaan yang dapat digunakan untuk memahami karakteristik dari suatu jenis struktur industri KARAKTERISTIK INDUSTRI SECARA UMUM Walaupun ukurannya berlainan dan juga tingkat atau kecepatan perkembangannya berbeda-beda, industri baru yang sedang tumbuh biasanya secara umum memiliki karakteristik yang sama, yaitu sebagai berikut. Ketidakpastian Teknologi Technological Uncertainty Pada industri yang masih sedang tumbuh biasanya teknologi yang digunakan belum cukup ajeg. Karena relatif masih baru dan juga sedang tumbuh, belum sepenuhnya dipahami konfigurasi produk atau jasa yang paling baik, dan juga belum sepenuhnya dipahami jenis teknologi yang paling efisien untuk menghasilkan produk atau jasa tersebut. Penggunaan masing-masing jenis teknologi dalam praktek juga belum dikuasai sepenuhnya. Karena itu, dalam pertumbuhan industri sering kali terjadi ketidakpastian teknologi. Ketidakpastian Strategi Strategic Uncertainty Karena teknologi produksi yang digunakan masih berubah-ubah, maka corak strategi yang digunakan juga masih dalam taraf mencoba-coba untuk menemukan strategi yang paling baik bagi perusahaan. Pada saat awal pertumbuhan, perusahaan-perusahaan pada suatu sosial industri yang sedang tumbuh akan menggunakan pendekatan atau strategi yang berbeda-beda dalam penetapan posisi produk atau jasa yang dihasilkan product positioning, dalam penetapan harga, dalam penetapan ragam produk atau jasa yang dihasilkan, dan juga dalam pemilihan jenis teknologi yang digunakan. Pembeli Pemula Pembeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh industri yang baru tumbuh adalah pembeli pemula. Mereka merupakan pembeli pertama kali. Karena itu, fungsi marketing bertugas untuk mengusahakan agar pembeli bersedia mengganti produk atau jasa dengan produk atau jasa yang dihasilkan perusahaan, atau mengusahakan agar pembeli bersedia mencoba produk ataupun jasa baru yang dihasilkan perusahaan. Horison Waktu yang Pendek Pada industri yang baru tumbuh muncul tekanan untuk menumbuhkan konsumen bagi produk atau jasa yang dihasilkan ataupun untuk mampu menghasilkan produk ataupun jasa yang sesuai dengan permintaan pasar, secara tergesa-gesa dan cenderung lupa untuk melakukan analisis terhadap kondisi masa depan. Pemikiran jangka panjang mengenai pertumbuhan perusahaan sering kali diabaikan. HAMBATAN MASUK Pada industri yang sedang ataupun baru tumbuh sering kali terdapat hambatan untuk masuk bagi pengusaha pendatang baru. Hambatan yang sering muncul pada umumnya berkaitan dengan keterbatasan pengusaha baru pada aspek-aspek berikut ini. Teknologi Penggunaan teknologi yang sesuai sering kali terasa mahal bagi pengusaha pendatang baru yang kondisi permodalannya masih terbatas. Jaringan distribusi Akses terhadap jaringan distribusi yang masih terbatas ataupun sama sekali belum terbentuk mengakibatkan munculnya kesulitan memasarkan hasil produksi bagi pengusaha pendatang baru. Bahan baku dan berbagai sumber lainnya Pengusaha pendatang baru juga hanya memiliki akses yang terbatas terhadap bahan baku dan sumber-sumber lainnya. Contohnya, sering kali dialami kesulitan untuk memperoleh tenaga kerja terampil. Pengalaman Keterbatasan pengalaman sering kali mengakibatkan pengusaha pendatang baru harus mengeluarkan ongkos-ongkos yang lebih besar sosial para pemain lama. Risiko Pengusaha pendatang baru sering kali menghadapi risiko yang lebih besar karena kurang menguasai dan memahami berbagai aspek yang dibutuhkan dalam kegiatan usaha. Berbagai jenis hambatan masuk lainnya disajikan pada umumnya berbagai jenis hambatan untuk masuk ini akan menjadi lebih ringan ataupun hilang apabila perusahaan mulai berkembang dan mulai menimba pengalaman. PERSAINGAN Hal lain yang juga penting untuk mendapatkan perhatian adalah masalah persaingan. Analisis terhadap kondisi persaingan yang dihadapi perusahaan mencakup pengamatan terhadap jumlah pesaing dan juga kekuatan dari masing-masing pesaing tersebut. Dalam melakukan penelaahan terhadap persaingan penting untuk tetap menyadari keseluruhan elemen yang berpengaruh terhadap persaingan, menunjukkan berbagai analisis yang perlu dilakukan dalam membaca kondisi persaingan, yaitu dengan mempertimbangkan 1 sosial apa yang bisa mendorong terjadinya persaingan antar perusahaan, dan 2 tindakan apa saja yang bisa muncul dalam persaingan. Dengan mempelajari berbagai sosial ini diharapkan para pengusaha memiliki suatu kerangka yang jelas dalam melakukan analisis terhadap persainganF4F. Analisis yang lepat dan lengkap terhadap kondisi persaingan merupakan modal yang penting untuk mengantarkan sebuah usaha yang masih baru menuju keberhasilan. Tabel Berbagai Jenis Hambatan dalam Pengembangan Usaha Jenis HambatanPenjelasanKetidakmampuan memperoleh Bahan Baku dan berbagai jenis komponen lainnyaPerkembangan sebuah usaha baru menuntut ketersediaan pemasok baru. Tak pelak pemasok lama perlu meningkatkan volume outputnya, atau perlu memodifikasi bahan baku sehingga sesuai dengan kebutuhan perusahaan pendatang baru. Jika hal itu diabaikan maka akan muncul peluang terjadinya kelangkaan bahan baku/komponen bahan baku naik secara cepatPermintaan yang meningkat karena munculnya perusahaan baru sementara supply tidak mencukupi, akan mengakibatkan harga bahan baku mengalami kenaikan pada awal munculnya perusahaan baru. Kenaikan harga terjadi mengikuti socia supply dan demand atau karena pemasok paham bahwa bahan baku sangat dibutuhkan oleh perusahaan belum tersediaUsaha baru sering kali menghadapi kesulitan yang muncul karena infrastruktur belum tersedia, misalnya belum tersedia jalur distribusi, penyedia jasa-jasa perawatan, ketersediaan karyawan yang terampil, dan yang dihasilkan cepat ketinggalan jaman obsoletePertumbuhan usaha baru bisa terhambat apabila konsumen menganggap bahwa produk/jasa yang dihasilkan akan segera ketinggalan jaman obsolete jika muncul teknologi yang lebih baru. Konsumen akan menunggu munculnya teknologi yang lebih baru dan terjadinya penurunan produk/jasa tidak konsistenKarena belum memiliki standar maupun teknologi yang ajeg, mutu produk/jasa yang dihasilkan oleh perusahaan baru sering tidak konsisten. Walaupun mutu yang buruk hanya terjadi pada sebagian kecil perusahaan, tetapi hal ini bisa mengurangi kredibilitas maupun image usaha perusahaan belum cukup baikKonsumen sering kecewa terhadap usaha baru karena belum mampu menghasilkan produk/jasa dengan mutu yang konsisten, sehingga kredibilitas usaha baru sering dianggap buruk oleh lembaga-lembaga keuangan. Karena itu, usaha baru sering mengalami hambatan dalam mendapatkan pinjaman ataupun pinjaman dengan bunga lunak. MEMILIH TAHAPAN Selain berbagai proses analisis yang telah dijelaskan sebelumnya, beberapa langkah berikut ini dianggap penting untuk dijalankan agar diperoleh pemahaman yang lebih mendalam mengenai jenis industri yang dijalankan. Definisikan Secara Jelas Bidang Usaha yang akan Dijalankan oleh Usaha Baru Penting untuk ditetapkan dengan sejelas-jelasnya bidang usaha yang dijalankan atau yang akan dijalankan oleh sebuah usaha yang masih baru sehingga perhatian pengusaha bisa terfokus pada bidang usaha yang sedang dijalankan dan peluang untuk bisa tinggal-landas menjadi lebih besar. Mempelajari Persaingan yang Harus Dihadapi Memahami jumlah pesaing yang harus dihadapi dalam usaha baru yang dijalankan, ukuran atau kekuatannya, kebiasaannya, struktur ongkosnya akan membantu munculnya pemahaman mengenai corak persaingan yang akan dihadapi. Perlu juga diamati perubahan tingkat persaingan dan juga perubahan karakteristik para pesaing. Sebagai contoh, perlu dipelajari, apa yang akan terjadi jika a peningkatan permintaan terjadi secara cepat, b pesaing utama memiliki ukuran seimbang dengan perusahaan yang kita jalankan, c sejumlah pesaing berhasil tumbuh menjadi perusahaan yang lebih besar dari usaha yang kita jalankan, atau d diferensiasi produk/jasa ternyata berkembang dengan lambat. Mempelajari Kekuatan dan Sifat Pemasok Perlu dipahami corak ketergantungan usaha baru terhadap pemasok. Seperti apa sikap atau pelayanan pemasok terhadap usaha baru sosial terhadap usaha yang sudah lama? Apakah pemasok bersedia melayani usaha baru dengan cara yang berbeda dan tidak memberatkan? Atau usaha baru harus rela menerima pelayanan yang sifatnya terbatas. Mempelajari Nilai-tambah Usaha Baru Nilai tambah secara mendasar bisa diartikan sebagai selisih antara nilai penjualan dengan harga bahan baku, dan menunjukkan besarnya nilai yang ditambahkan oleh perusahaan terhadap produk atau jasa yang dihasilkan. Penelaahan terhadap nilai tambah akan menentukan apakah akan terjadi integrasi usaha ke arah hulu ataupun ke arah hilir. Integrasi usaha ke arah hulu akan terjadi apabila pembeli ternyata berusaha memiliki usaha penyedia produk ataupun jasa. Integrasi ke arah hilir terjadi apabila penyedia produk atau jasa berusaha menjadi pembeli. Corak nilai tambah akan menentukan arah integrasi yang akan terjadi. Perkiraan ukuran permintaan/pasar Permintaan terhadap produk ataupun jasa cenderung bersifat dinamis sehingga sangat mungkin untuk berubah setiap waktu. Karena itu, penting untuk memahami sejarah perkembangan pasar untuk mengetahui potensi pertumbuhannya. Kelima butir ini tidaklah selalu saling berkaitan, tetapi dapat menjadi bahan untuk melakukan analisis awal mengenai kondisi lingkungan dari usaha yang kita jalankan. Analisis bersifat makro semacam ini diperlukan untuk memahami kerangka di mana suatu usaha akan dimulai, tumbuh, dan memiliki potensi untuk berkembang. Selanjutnya, perhatian dipusatkan pada analisis yang bersifat mikro, yaitu penelaahan terhadap lingkungan yang lebih sempit. RANGKUMAN MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS Pemantauan terhadap kondisi lingkungan merupakan kegiatan yang ditujukan untuk memeriksa kondisi lingkungan luar maupun lingkungan internal suatu kegiatan usaha. Lingkungan luar terdiri dari berbagai sosial, baik yang bersifat peluang maupun yang dapat menjadi ancaman bagi kegiatan usaha yang terdapat di luar organisasi usaha tersebut, dan tidak dapat dikendalikan oleh si pengusaha. Lingkungan luar ini terdiri dari dua bagian, yaitu lingkungan tugas task environment dan lingkungan sosial societal environment. Lingkungan tugas mencakup elemen-elemen atau kelompok-kelompok yang secara langsung bisa mempengaruhi ataupun dipengaruhi kegiatan utama organisasi seperti pemegang saham, pemerintah, supplier, komunitas lokal, kelompok-kelompok kepentingan seperti LSM, pesaing, pelanggan, pemberi pinjaman, serikat pekerja dan asosiasi usaha. Lingkungan sosial mencakup berbagai kekuatan yang bersifat umum dan tidak secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan jangka pendek perusahaan. Lingkungan internal terdiri dari variabel-variabel yang bisa berupa kekuatan maupun kelemahan, dan terdapat di dalam perusahaan, yang biasanya relatif dapat dikendalikan perusahaan. SUMBER Lubis, Hari. 2020. Kewirausahaan. Tanggerang Selatan Penerbit Universitas Terbuka. Hal MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS MEMAHAMI LINGKUNGAN USAHA DALAM BISNIS Bisnis tidak terlepas dari aktivitas produksi, pembelian, penjualan, maupun pertukaran barang dan jasa yang melibatkan orang atau perusahaan. Aktivitas bisnis pada umumnya punya tujuan menghasilkan laba. Bisnis sangat erat kaitannya dengan perusahaan. Meskipun demikian, untuk memahami seluk beluk bisnis diperlukan pengetahuan, pemahaman, dan penguasaan ilmu ekonomi perusahaan serta konsep-konsep pokoknya, agar bisnis dapat dikelola sesuai sarana. Pengolahan lingkungan terkait erat dengan bisnis maupun perdagangan global. Sertifikat sistem manajemen lingkungan ISO 14001 merupakan salah satu aspek lingkungan dengan bisnis dan perdagangan global. Keterkaitan pengelolaan lingkungan industri dengan bisnis semakin kuat. Banyak industri yang melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik karena dorongan bisnis, dalam hal ini merupakan sesuatu yang positif bagi lingkungan. Pemakaian bahan berbahaya dan beracun baik pada proses maupun produk semakin mendapat tekanan dari konsumen. Ada beberapa kasus pembeli membatalkan permintaan akan produk industri hanya karena perusahaan tiidak melakukan pengelolaan lingkungan dengan baik. Kesempatan bisnis serta bisnis itu akan selalu dipengaruhi oleh lingkungan. Hubungan antar bisnis dengan lingkungan sangat erat. Perusahaan yang tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan akan tersingkir dari kancah persaingan bisnis. Hubungan antar bisnis dengan dengan lingkungan kemudian ditelaah oleh para usahawan. Pada mulanya telaah dilakukan secara tradisional yaitu mereka beranggapan bahwa bisnisnyalah yang merupakan hal yang terpenting atau yang menduduki titik sentral sedangkan lingkungan merupakan hal sekunder yang mengelilingi bisnisnya. Pandangan tradisional tersebut sering disebut dengan yang berorientasi produsen atau “Producer Oriented Aproach”. Pandangan itu memang cocok dengan kondisi saat itu , dimana pada saat itu keadaannya disebut sebagai “seller’s market”, yang artinya produsen masih langka sehingga barang apapun yang dihasilkan akan selalu terjual. Akan tetapi keadaan itu berubah, dimana pengusaha menjadi bertambah banyak dan masyarakat menjadi lebih selektif sehingga timbulah persaingan yang ketat diantara para pengusaha. Hanya pengusaha yang mampu menyesuaikan diri dengan kebutuhan konsumenlah yang mampu bertahan. Keadaan ini disebut “buyer’s market” atau “pasar pembeli” yaitu keadaan dimana pembeli yang akan menentukan semuanya dan bukan bukan penjual. Dalam hal ini berlaku suatu ungkapan “pembeli adalah raja”. Dalam hal ini siapa yang berhasil mendekati konsumen dialah yang akan bertahan dalam kancah persaingan bisnis. Pada saat seperti inilah pengusaha harus pandai melihat factor lingkungan. Jadi dalam hal ini yang merupakan factor yang sentral adalah masyarakat atau konsumen sedangkan pengusaha atau bisnisman mengelilinginya untuk melayani kebutuhan secara lebih baik sesuai dengan selera konsumen. Pandangan ini disebut “Consumer Oriented Approach” atau “pendekatan yang berorientasi konsumen”. Referensi This study has several main objectives as follows 1 To explore how SMEs develop strategies based on their strengths, weaknesses, opportunities, and challenges. 2 Explore the various efforts of SMEs in anticipating the uncertainty of the business environment. 3 Exporting the efforts of SMEs to formulate their competitive strategies. 4 Exploring how environmental uncertainty affects the choice of a SMEs competitive strategy. 5 Explore the efforts of SMEs to formulate their operational strategies. 6 Exploring how competitive strategy affects SME operational strategies. 7 Exploring how competitive strategy and operating strategy affects SMEs business performance. This study uses a descriptive research approach that seeks to identify and map mapping the potential and characteristics of SMEs in Surabaya and its surroundings Sidoarjo, Gresik with the aim of obtaining an accurate and detailed descirption of the potential characteristics of small and medium enterprises in the Surabaya area and surroundings. Based on the phenomena found in this study, there are several things that can be underlined uncertainty in the business environment does not affect the company’s business strategy. In carrying out their business strategy, SMEs usually use the following strategis 1 Concering the development of skills to respond to the opportunities created by companies in the first market. What often happens is that many imitators improve or modify goods and services to create higher value for buyers. If so, entrepreneurs need to shift their competitiveness to other market segments by dominating small market segments that large companies sess as having no oppurtunity. 2 Changes in product, market, or industry characteristics based on innovation. This strategy is carried out by changing existing products and services, for example changing benefits, values, and other economic characteristics. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 156 URGENSI LINGKUNGAN BISNIS DAN STRATEGI DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF Lena Ellitan Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya Jalan Dinoyo 42-44, Surabaya Corresponding Author lena ABSTRACT This study has several main objectives as follows 1 To explore how SMEs develop strategies based on their strengths, weaknesses, opportunities, and challenges. 2 Explore the various efforts of SMEs in anticipating the uncertainty of the business environment. 3 Exporting the efforts of SMEs to formulate their competitive strategies. 4 Exploring how environmental uncertainty affects the choice of a SMEs competitive strategy. 5 Explore the efforts of SMEs to formulate their operational strategies. 6 Exploring how competitive strategy affects SME operational strategies. 7 Exploring how competitive strategy and operating strategy affects SMEs business performance. This study uses a descriptive research approach that seeks to identify and map mapping the potential and characteristics of SMEs in Surabaya and its surroundings Sidoarjo, Gresik with the aim of obtaining an accurate and detailed descirption of the potential characteristics of small and medium enterprises in the Surabaya area and surroundings. Based on the phenomena found in this study, there are several things that can be underlined uncertainty in the business environment does not affect the company’s business strategy. In carrying out their business strategy, SMEs usually use the following strategis 1 Concering the development of skills to respond to the opportunities created by companies in the first market. What often happens is that many imitators improve or modify goods and services to create higher value for buyers. If so, entrepreneurs need to shift their competitiveness to other market segments by dominating small market segments that large companies sess as having no oppurtunity. 2 Changes in product, market, or industry characteristics based on innovation. This strategy is carried out by changing existing products and services, for example changing benefits, values, and other economic characteristics. Keywords business environment, manufacturing strategy, business performance. ABSTRAK Penelitian ini memiliki beberapa tujuan utama sebagai berikut 1 Mengeksplorasi cara UKM menyusun strategi berdasar kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan. 2 Mengekplorasi berbagai upaya UKM mengantisipasi ketidakpastian lingkungan bisnis. 3 Mengeksplorasi upaya UKM merumuskan strategi bersaingnya. 4 Mengeksplorasi bagaimana ketidakpastian lingkungan 156 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 157 mempengaruhi pilihan strategi bersaing UKM. 5 Mengekplorasi upaya UKM merumuskan strategi operasionalnya. 6 Mengeksplorasi bagaimana strategi bersaing/kompetitif mempengaruhi strategi operasional UKM. 7 Mengeksplorasi bagaimana strategi bersaing dan strategi operasi mempengaruhi kinerja bisnis UKM. Studi ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif yang berupaya melakukan idetifikasi dan pemetaan mapping terhadap potensi dan kareteristik UKM di Surabaya dan sekitarnya Sidoarjo, Gresik dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secermat dan sedetail mungkin karateristik potensi usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Berdasarkan fenomena temuan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang bisa digarisbawahi Ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempengaruhi strategi bisnis perusahaan. Dalam melakukan strategi usahanya, UKM biasanya menggunakan strategi sebagai berikut 1 Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru initator memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. 2 Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Kata kunci lingkungan bisnis, strategi manufaktur, kinerja bisnis. PENDAHULUAN Ketidakpastian lingkungan bisnis membawa dampak makin ketatnya persaingan mendapatkan pangsa pasar dan kesempatan untuk memenangkan persaingan. Kompetisi antar perusahaan mengakibatkan makin pendeknya siklus hidup produk karena perusahaan berlomba untuk menawarkan sesuatu yang baru dan bernilai bagi konsumennya. Sistem perekonomian tidak lagi dikendalikan oleh inventory inventory-driven system tetapi dikendalikan oleh pelayanan service-driven system. Dengan perkataan lain, permintaan konsumen demand menjadi pengendali dalam sistem ekonomi dan bukan lagi didorong oleh sistem persediaan supply. Untuk meraih keunggulan excellence, pelayanan haruslah menjadi suatu bagian terintegrasi dalam pelaksanaan bisnis untuk mewujudkan superior customer value. Perusahaan juga dihadapkan pada tantangan makin kritisnya konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Dalam kondisi ini perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan produk dan jasa yang memiliki kualitas tinggi, harga rendah, waktu tunggu yang pendek, dan pengiriman delivery pada konsumen yang lebih cepat Ellitan dan Anatan, 2008. Mintzberg 1978 mengemukakan bahwa strategi merupakan tindakan atau pola tindakan yang dilakukan untuk mencapai suatu tujuan. Dalam organisasi, strategi tidak hanya meliputi strategi yang direncanakan, tetapi juga mencakup 157 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 158 “sequence of decision” yang menggambarkan konsistensi dalam perilaku keputusan. Implementasi strategi perusahaan memfokuskan pada pengembangan kompetensi perusahaan yaitu pengetahuan dan ketrampilan yang secara khusus tercermin dalam keahlian teknologi dan produksi. Kompetensi perusahaan menunjukkan sesuatu yang tidak mudah ditiru oleh pesaing dan memberikan competitive advantage Schoemaker, 1992. Porter 1980 juga mengemukakan tiga strategi generik untuk mencapai kinerja diatas rata-rata dalam suatu industri yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan fokus. Strategi fokus bisa berupa strategi fokus biaya dan strategi fokus diferensiasi. Kesuksesan implementasi strategi kompetitif sangat dipengaruhi dinamisme lingkungan bisnis yang terjadi. Studi untuk mengetahui pengaruh dinamisme lingkungan pada strategi kompetitif dilakukan oleh Keats and Hitt 1988 dengan menggunakan sebuah struktur model covariance untuk menggambarkan adanya keterkaitan antara dimensi-dimensi lingkungan, strategi kompetitif, dan kinerja perusahaan. Kim and Lim 1988 juga memberikan bukti model keterkaitan antara lingkungan, strategi kompetitif, dan kinerja perusahaan. Pilihan strategi kompetitif dan kesuksesan bisnis perusahaan sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungan bisnis terkait dengan perubahan teknologi maupun permintaan konsumen. Perusahaan juga harus bisa mengantisipasi dan merespons tindakan pesaing dalam industri, mengantisipasi berbagai peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah terkait dengan perubahan harga, output, maupun ketenagakerjaan. Williams et al. 1995 menemukan adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dengan strategi manufaktur dan antara strategi manufaktur dengan kinerja perusahaan. Sedangkan Gupta and Lonial 1998 menggunakan suatu model untuk menguji keterkaitan antara strategi bisnis, strategi manufaktur, dan kinerja organisasional. Implementasi strategi manufaktur terkait dengan apa yang harus dicapai oleh fungsi-fungsi manufaktur dalam perusahaan dan pilihan produk atau jasa yang akan dibuat oleh perusahaan. Strategi manufaktur dipandang sebagai penggunaan kekuatan manufaktur secara efektif sebagai suatu senjata kompetitif untuk mencapai tujuan bisnis maupun korporat. Dalam evolusi teori strategi manufaktur, beberapa variabel komponen, dan determinan strategi manufaktur telah diidentifikasi oleh beberapa penulis seperti Skinner 1969, Hayes dan Wheelright 1984. Tetapi pada saat itu, faktor-faktor penting dalam strategi manufaktur tidak memiliki perhatian penting dalam area literatur manajemen operasi. Seiring dengan perkembangan era baru manufaktur, penelitian di bidang manajemen operasi yang memfokuskan pada studi strategi manufaktur dengan menggunakan metode empiris telah mengalami peningkatan. Beberapa literatur yang ada menyebutkan bahwa riset empiris memfokuskan pada konsistensi internal strategi manufaktur dan menilai konsekuensinya terhadap kinerja perusahaan Ellitan dan Anatan, 2008. Tetapi sangat sedikit riset empiris yang membahas adanya keterkaitan antara dinamisme lingkungan, strategi manufaktur, strategi kompetitif, dan kinerja perusahaan, meskipun telah banyak literatur konseptual yang membahas isu tersebut Swink and Way, 1995. Masih sedikitnya penelitian atau studi empiris yang meneliti adanya keterkaitan antara ketidakpastian lingkungan, strategi kompetitif, strategi 158 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 159 manufaktur, dan kinerja bisnis perusahaan Ward and Duray, 2000, menarik minat penulis melakukan suatu confirmatory study. Mitsuhiro 2005 melakukan penelitian terhadap struktur Industri Indonesia, dan hasilnya menunjukkan bahwa industri manufaktur seperti industri kimia dan industri berat memiliki struktur sangat rapuh dengan ketergantungan impor yang tinggi, sementara industri bahan baku, bahan perantara, dan komponen belum dapat memenuhi kebutuhan. Timer 1999 melakukan penelitian tentang Total Factor Productivity TFP di Indonesia, pada tahun 1975 hanya mencapai 18% dari TFP Amerika Serikat, dan tetap stagnan sampai tahun 1990-an. Berdasarkan gambaran kondisi industri manufaktur Indonesia yang jauh berbeda dengan setting penelitian sebelumnya, penelitian ini dilakukan untuk menguji apakah model konseptual strategi manufaktur tersebut masih relevan jika diaplikasikan dalam setting penelitian yang berbeda yaitu pada perusahaan manufaktur skala besar di Indonesia. Dalam penelitian ini, dinamisme lingkungan mewakili tingkat turbulensi dalam produk, teknologi, dan permintaan produk dalam suatu pasar Miller and Friesen, 1983; Dess and Davis, 1984. Strategi kompetitif mewakili luas dimensi yang digunakan suatu bisnis sebagai basis keunggulan, misalnya harga dan diferensiasi Porter, 1980. Model penelitian didasarkan pada model konseptual strategi manufaktur pada penelitian yang dilakukan oleh Ward and Duray 2000. Dalam model tersebut, strategi kompetitif diperlakukan sebagai variabel mediasi antara dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur, dan strategi manufaktur sebagai variabel mediasi antara strategi kompetitif dan kinerja perusahaan. Meskipun dalam penelitian-penelitian sebelumnya efek mediasi strategi kompetitif terhadap keterkaitan antara dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur kecuali penelitian Ward and Duray, 2000 belum pernah diteliti, dinamisme lingkungan telah diidentifikasi sebagai variabel yang penting baik dalam studi konseptual maupun studi empiris dalam strategi kompetitif maupun strategi manufaktur Skinner, 1969; Hofer, 1975; Dierdonk and Miller, 1980. Dari uraian di atas, maka masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah 1 Bagaimana UKM menyusun strategi berdasar kekuatan, kelemahan, peluang, dan tantangan? 2 Bagaimana upaya UKM mengantisipasi ketidakpastian lingkungan bisnis? 3 Bagaimana upaya UKM merumuskan strategi bersaingnya? 4 Bagaimana ketidakpastian lingkungan mempengaruhi pilihan strategi bersaing UKM? 5 Bagaimana UKM merumuskan strategi operasionalnya? 6 Bagaimana strategi bersaing/kompetitif mempengaruhi strategi operasional UKM? 7 Bagaimana strategi bersaing dan strategi operasi mempengaruhi kinerja bisnis UKM? TINJAUAN PUSTAKA Ketidakpastian Lingkungan, Strategi Kompetitif, Strategi Manufaktur, dan Keuggulan Kompetitif Literatur konseptual maupun empiris memberikan beberapa bukti tentang adanya pengaruh dinamisme lingkungan pada pilihan strategi kompetitif Permana et al., 2017. Bersaing dalam kondisi lingkungan yang berubah cepat dan diindikasikan dengan makin pendeknya siklus hidup produk, konsumen yang 159 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 160 memiliki informasi lebih baik, difusi teknologi yang cepat, customized product, dan meningkatnya pesaing baru, menuntut perusahaan untuk menetapkan strategi kompetitif sehingga peningkatan fleksibilitas dan produktivitas tercapai. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai kontingensi penting dalam studi konseptual maupun empiris baik dalam strategi kompetitif maupun strategi manufaktur Skinner, 1969; Hofer, 1975; Dierdonck and Miller, 1980. Dalam studi ini ditunjukkan bahwa dinamisme lingkungan akan mendukung dalam keputusan pilihan strategi kompetitif. Swink and Way 1995 menunjukkan bahwa relatif sedikit studi yang memberikan bukti empiris tentang adanya pengaruh pilihan strategi kompetitif pada strategi manufaktur misalnya bahwa strategi manufaktur didukung oleh pilihan strategi kompetitif dalam bisnis yang memiliki kinerja bisnis tinggi. Vickery et al. 1993 menyatakan bahwa dalam pengembangan strategi manufaktur sangat penting untuk dicatat bahwa kinerja bisnis rendah dihasilkan ketika strategi manufaktur tidak dikaitkan dengan strategi kompetitif. Swamidass and Newell 1987 menunjukkan bahwa kinerja memiliki pengaruh positif pada implementasi strategi manufaktur. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kualitas dikaitkan dengan kinerja yang bagus. Ferdows and DeMeyer 1990 dan Noble 1995 memiliki argumentasi bahwa strategi manufaktur yang efektif umumnya dimulai dengan kualitas sebagai basis. Literatur menyebutkan bukti-bukti pengaruh langsung antara faktor-faktor lingkungan khususnya dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur. Swamidas and Newel 1987 dan Ward et al. 1995 meneliti keterkaitan dinamisme lingkungan, strategi manufaktur, dan kinerja bisnis. Pengujian juga dilakukan untuk menguji keberadaan pengaruh langsung dinamisme lingkungan pada strategi manufaktur dengan memperhatikan peran mediasi strategi kompetitif. Ward and Duray 2000 dan Doty et al. 1993 mengemukakan bahwa strategi yang efektif digunakan untuk mencapai kinerja bisnis tinggi. Implementasi strategi merupakan kunci adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dan kesuksesan perusahaan yang diukur dengan kinerja bisnis. Beberapa penulis berpendapat bahwa strategi manufaktur mendeskripsikan implementasi dengan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana strategi kompetitif diaplikasikan Hatten et al., 1978; Miller, 1987. METODE PENELITIAN Desain Penelitian Kualitatif Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang berupaya melakukan identifikasi dan pemetaan mapping terhadap potensi dan kareteristik UKM di Surabaya dan sekitarnya Sidoarjo dan Gresik dengan tujuan untuk memperoleh gambaran secermat dan sedetail mungkin karateristik potensi usaha kecil dan menengah yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Berbeda dengan penelitian konvensional yang bersifat kuantitatif, dalam penelitian kualitatif, desain penelitian tidak ditentukan sebelumnya. Meskipun begitu, menurut Salim 2006 fungsi desain tetap sama yaitu digunakan dalam penelitian untuk menunjukkan rencana penelitian tentang bagaimana melangkah maju. 160 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 161 Informan dan Prosedur Pengumpulan Data Populasi dalam studi ini adalah seluruh anggota komunitas usaha kecil dan menengah berbentuk perseorangan, badan usaha CV, PT, dan atau sejenisnya yang berada di wilayah Surabaya dan sekitarnya. Dalam studi ini tidak ditetapkan sampel karena data dan informasi yang akan disajikan meliputi seluruh anggota komunitas usaha kecil dan menengah di wilayah Jawa Timur. Collecting Data dilakukan dengan metode survei kepada seluruh kelompok usaha kecil/UKM dengan menggunakan instrumen pokok questionaire daftar pertanyaan yang didukung dengan indepth interview. Sedangkan data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer dalam studi ini adalah data-data yang berkaitan dengan kondisi obyektif potensi usaha kecil UKM yang didasarkan atas keterangan dan penjelasan dari pemi]ik modal serta pengelola perusahaan. Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Studi ini diharapkan mampu memberikan sajian informasi secara lebih terperinci selain data-data yang bersifat statistik tentang potensi dan karateristik usaha kecil dan menengah beserta uraian yang lebih comprehensive berdasarkan program pengembangan ekonomi usaha kecil UKM baik yang sedang berjalan maupun rencana pemberdayaan ekonomi kerakyatan ke depan. Studi ini diharapkan akan menghasilkan sebuah dokumen tentang Profil UKM di Surabaya dan sekitarnya. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Profil Responden Dua puluh perusahaan telah berpartisipasi dalam studi ini. Semuanya adalah perusahaan manufaktur yang berskala mikro, kecil, dan menengah menurut kriteria yang digunakan dalam penelitian ini. Dua puluh perusahaan yang berpartisipasasi dalam penelitian ini adalah sampel terpilih dan yang bersedia memberikan respons lengkap untuk data yang diperlukan. Peneliti mengirimkan 100 proposal dan kuesioner. Tiga perusahaan memberikan informasi yang tidak tepat sehingga tidak dapat diikutsertakan dalam analisis. Profil perusahaan yang berpartisipasi dalam riset ini dilihat dari segi bidang usaha, lama perusahaan beroperasi, aset yang dimiliki, dan kinerja secara umum yang dicapai selama 3 tahun terakhir. Perusahaan bergerak dalam bidang usaha yang berbeda-beda menurut 6 kategori. Semuanya adalah perusahaan yang telah terjun dalam bidang usahanya selama lebih dari sepuluh tahun, dan hanya 3 perusahaan saja yang relatif baru beroperasi kurang dari lima tahun. Statistik Diskriptif Tabel 1 menunjukkan rerata tingkat tiap-tiap varibel yang ada dalam penelitian ini. Tingkat ketidakpastian lingkungan bisnis di Indonesia saat ini relatif cukup tinggi 3,7 dari skala 5 yang mengindikasikan tingkat ketidakpastian yang sangat tinggi. Strategi bisnis kepemimpinan biaya lebih ditekankan daripada strategi deferensiasi. Sementara itu strategi operasional atau strategi manufaktur yang paling ditekankan adalah strategi fleksibilitas. Hal ini tidak mengherankan jika 161 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 162 dalam kondisi lingkungan bisnis yang tidak stabil strategi fleksibilitas lebih menjadi pilihan bagi perusahaan. Diharapkan dengan fleksibilitas perusahaan akan lebih lincah menghadapi perubahan yang terkadang mendadak. Strategi yang menekan biaya produksi menjadi hal yang paling tidak diutamakan. Kualitas dan kecepatan penghantaran lebih dianggap penting dari penekanan biaya produksi semata. Dari perspektif kinerja, kinerja operasional rata-rata perusahaan di Indonesia lebih tinggi dari rata-rata kinerja finansial. Tabel 1 Statistik Diskriptif Ketidakpastian lingkungan bisnis ED Strategi Kepemimpinan Biaya CS Strategi Diferensiasi DS Strategi Fleksibilitas F Strategi Penghantaran P Persepsi UKM terhadap Upaya Mengatasi Ketidakpastian Lingkungan Bisnis Diakui bahwa faktor-faktor berikut adalah Pengubah Lingkungan Kompetisi a Revolusi Teknologi. Sekarang ini sedang berada dalam era informasi. Lebih dari 275 juta orang berlanganan internet. Penemuan teknologi baru mendorong munculnya globalisasi dan pada gilirannya globalisasi mendorong perkembangan lahirnya teknologi baru. Oleh karena itu UMKM di wilayah Surabaya dan sekitarnya memiliki berbagai strategi yang dipaparkan pada Tabel 2. Dengan tinggi dan kompleksnya intensitas persaingan hypercompetitive, membuat entrepreneur mengalami kesulitan untuk mengenal siapa, di mana, bilamana, serta kekuatan dan kelemahan pesaing. Begitu juga perubahan yang cepat dan hadirnya hypercompetitive membuat perencanaan dan perkiraan tentang pasar menjadi sulit, sehingga pertanyaan ”what business are you in?’ semakin sulit untuk dijawab. Tabel 2 Persepsi Terhadap Upaya Mengatasi Ketidakpastian Lingkungan Memberikan pelayanan konsumen yang terbaik, memberikan produk yang berbeda, dan memberikan harga yang kompetitif. Produk yang permintaannya tinggi maka kapasitas produksinya ditingkatkan. Menciptakan produk sesuai dengan selera yang ada di lokasi atau pasar-pasar di sekitarnya. 162 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 163 Outdated, inovasi baru dan mengikuti selera konsumen melihat info-info berita model mana yang sekarang banyak diminati. Mempertahankan kualitas produk. Harus menyesuaikan dan selalu up to date sehingga perusahaan dapat bersaing dengan yang lainnya. Beradaptasi dengan selera konsumen, melihat perkembangan lingkungan bisnis yang sedang marak. Terus menjaga konsistensi dalam perusahaan dengan menjaga kualitas. Segala sesuatu risiko pasti kita pertimbangkan di awal. Mendengarkan dan menindaklanjuti keluhan pelanggan agar mengetahui dengan pasti apa yang diinginkan oleh masyarakat luas. Bagi saya tidak ada ketidakpastian lingkungan kerja/perusahaan pasti. Mutu atau kualitas barang produksi harus terjamin sehingga membuat customer merasa puas, pengiriman barang yang diproduksi tepat waktu, harga barang produksi terjangkau untuk perusahaan besar dan kecil, dan pelayanan yang cukup baik dari perusahaan. Menjaga kualitas produk, menjaga brand image masyarakat, meningkatkan pelayanan, dan membuat kompetitor lain sulit masuk. Menjaga hubungan baik dengan pelanggan, melakukan pertimbangan atas adanya permintaan baru dari konsumen. Perusahaan juga melihat kecenderungan keinginan konsumen dan berusaha merealisasikannya jika memungkinkan. Bersaing, berkompetisi secara sportif, serta memperbaiki, dan menginovasi mutu, kualitas, dan kuantitas, serta kinerja pada usaha. Melakukan inovasi produk yang berpengaruh pada permintaan pasar, menggandeng perusahaan kecil di sekitar, dan diberi pelatihan agar nantinya bisa bekerjasama. Untuk meperoleh inovasi baru dalam lapangan bisnis dan mengikuti tren yang ada dalam masyarakat. Meningkatkan pelayanan konsumen secara maksimal dan selalu mencari referensi resep-resep baru. Melakukan komunikasi secara rutin dengan konsumen untuk mengetahui segala keinginan konsumen dan selalu melakukan pengembangan yang berkesinambungan terkait dengan sistem manajemen yang diterapkan guna memenuhi kepuasan pelanggan. Untuk mengantisipasi ketidakpastian lingkungan bisnis, perusahaan menyesuaikan produk yang kami hasilkan dengan perubahan selera makanan ringan. 163 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 164 Penyusunan Strategi Berdasarkan SWOT SWOT analisis adalah suatu alat perencanaan strategik yang penting untuk membantu perencana untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan internal organisasi dengan kesempatan dan ancaman dari eksternal Muljani et al., 2019. Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa perusahaan UKM di Surabaya dan sekitarnya menyusun strategi berdasar SWOT yang mereka lakukan. Selengkapnya hasil temuan ditabulasikan dalam Tabel 3. Tabel 3 Penyusunan Strategi Berdasarkan SWOT Melihat apa yang menjadi kekurangan kompetitor dan berusaha memberikan produk-produk yang berbeda dengan kompetitor supaya tidak selalu bersaing dengan harga. Kekuatan produk diproduksi dengan mesin-mesin yang berteknologi tinggi, sedangkan pesaingnya teknologinya lebih tertinggal. Peluang untuk produk genteng di Jawa Timur, perusahaan ini merupakan perusahaan paling besar. Tantangan produk-produk lain yang memiliki fungsi sejenis dengan harga yang lebih murah seperti genteng beton, atau produk-produk sejenis yang memiliki tampilan yang berbeda. Menciptakan produk dengan kualitas yang bagus dan harga yang bisa bersaing dengan kompetitor, disertai pelayanan dan inovasi yang berkesinambungan. Kekuatan strategi utama yang dimiliki UKM tersebut adalah suatu ke-ciri khasan perusahaan. Kelemahan masih belum menggunakan teknologi untuk mempromosikan produknya. Peluang UKM ini selalu mencari peluang bisnis di mana ada pemesan dalam jumlah banyak akan diberikan harga khusus. Kekuatan menjaga rasa, kualitas, dan harga yang ekonomis. Mendirikan cabang-cabang perusahaan UKM. Kekuatan UKM bekerjasama dengan pemasok yang memiliki harga terjangkau dengan kualitas yang baik, merek brand UKM dikenal oleh masyarakat. Kelemhana UKM berada di wilayah atau tempat yang kurang strategis. Peluang masyarakat Surabaya sudah mulai cukup menyukai makanan yang western. Tantangan banyak restauran yang semakin berkembang dan menyediakan makanan jenis western. Kekuatan menciptakan produk yang unik. Tantangan terdapat pesaing yang bermunculan. 164 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 165 Kekuatan banyaknya relasi bisnis yang berasal dari kerabat, teman, maupun keluarga. Kelemahan terkadang tidak mampu bersaing dengan pesaing baru. Strategi yang baik bagi UKM adalah dengan menekankan segala macam bentuk biaya agar dapat meningkatkan produktivitas. Tidak ada strategi khusus karena saya sudah menguasai pangsa pasar sendiri. Kekuatan menanamkan sikap kejujuran untuk pelanggan. Kelemahan kurang teknologi dalam proses produksi, kurangnya tenaga kerja. Peluang menciptakan inovasi produk baru yang laku di pasaran. Tantangan banyaknya pesaing yang terus berkembang. Kekuatan identifikasi merek dan keunikan produk untuk mengambil pangsa pasar. Kelemahan banyak pesaing, harga kompetitif. Peluang mencari pangsa pasar baru, membuat pelanggan di bidang baru. Tantangan membuat produk yang unik tetapi dengan temuan pelanggan, mengelola sistem yang komprehensif, dan keuangan yang reproduktif. Kekuatan dari tahun pertama penjualan hingga kini menomorsatukan kemurnian produk demi kesehatan pelanggan. Kelemahan tanpa bahan pengawet penjualan tidak dapat didistribusikan ke banyak tempat mengingat produk yang tidak bisa tahan lama. Kekuatan produk yang ditawarkan kepada konsumen merupakan produk yang berbeda dengan yang lain. Kelemahan melakukan inovasi pada produk sampai masyarakat luas mengenal produk perusahaan. Peluang dan tantangan mengutamakan kualitas meskipun banyak perusahaan lain berusaha meniru produk perusahaan. Kekuatan produk dengan low cost yang kualitas bagus dan memimpin pasar untuk jenis roti yang diproduksi Kelemahan sulit melakukan ekspansi. Permintaan pasar tinggi tetapi belum bisa memenuhi keseluruhan. Peluang minat masyarakat bawah terhadap roti Friends tinggi. Konsumen banyak pemain baru masuk karena membuat roti seperti jenis perusahaan ini mudah. Disebarluaskan melalui media iklan atau menambah karyawan bagian marketing atau pemasaran. Kekuatan rasa roti yang enak dan bersih, harga yang bersaing, berbagai macam roti dan rasa. Kelemahan peralatan untuk membuat roti masih banyak menggunakan tenaga manusia sehingga kadang kala tidak bisa mencukupi pesanan yang banyak. 165 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 166 Peluang tidak ada toko roti lagi di sekitar tempat penjualan. Tantangan bahan baku tepung yang harganya naik sewaktu-waktu, selera konsumen yang beragam. Menetapkan sasaran-sasaran untuk mutu dari masing-masing divisi yang akan menunjang berjalannya sistem manajemen perusahaan yang berorientasi pada kepuasan pelanggan. Kekuatan menawarkan produk makanan ringan dengan harga yang kompetitif. Kelemahan sebagian dari proses produksi masih dikerjakan secara manual tergantung pada tenaga manusia. Peluang memenuhi permintaan masyarakat yang tinggi untuk produk makanan ringan. Tantangan Bersaing dengan produk makanan ringan lainnya yang sudah memiliki merek yang kuat di masyarakat. Dasar Penentuan Strategi Bisnis Dalam hal ini, perencanaan strategis merupakan bagian dari Manajemen Strategi karena tidak mencakup implementasi, evaluasi, dan pengendalian strategi, melainkan hanya mencakup perumusan strategi. Dalam manajemen strategis tercakup juga kebijakan bisnis, tetapi dengan penekanan yang lebih besar pada aspek lingkungan dan strategi. Setiap perusahaan memiliki dasar penentuan strategi bisnis yang berbeda-beda. Berikut adalah tanggapan partisipan studi ini, yang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Dasar Penentuan Strategi Bisnis Ketersediaan produk, assortment produk yang berbeda dengan kompetitor, kualitas produk, dan service “personal” customer. Perusahaan akan menaikkan harga-harga produk gentengnya jika permintaan meningkat. Mencari kelemahan kompetitor, menentukan keinginan konsumen, mengadakan promo. UKM ini hanya melihat tren yang sedang terjadi di pasar melalui internet untuk pembuatan produk. Dengan cara meningkatkan kekuatan-kekuatan perusahaan. Menentukan strategi apa yang cocok untuk perusahaan tersebut. Melihat selera konsumen yang mayoritas agar dapat bersaing di pasar. Berdasarkan kualitas barang dan harga yang berlaku yang dijual di pasaran. Memberikan produk dengan kualitas yang terjamin. Perusahaan menentukan strategi bisnis yang berbeda dari pesaing. 166 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 167 Tidak ada persaingan di pasar lokal, kompetitor hanya datang dari luar negeri/impor. Menjaga kualitas produk, mengeluarkan inovasi-inovasi produk baru di pasaran, pengerjaan tepat waktu, memberikan kemasan/cover produk yang menarik dan unik. Kompetitor, keunggulan produk, harga produk yang bersaing, sistem pemasaran, alokasi modal yang efektif, dan tim yang solid. Berdasarkan keandalan mutu yang sudah dibangun sejak 20 tahun yang lalu. Perolehan bahan mentah yang berkualitas, pengembangan produk, proses produksi, efisiensi waktu dan quality is no. 1. Berdasarkan lingkungan sekitar, perkembangan teknologi, budaya masyarakat sekitar. Mutu produksi lebih ditingkatkan dan menekan harga penjualan. Mengutamakan cita rasa dan tepat waktu dalam pengiriman roti. Kondisi pasar, mengetahui segala keinginan konsumen, dan memperluas area pemasaran Harga yang kompetitif, kami berusaha meminimalkan biaya produksi yang kami keluarkan. Pengaruh Strategi Kompetitif dan Strategi Operasional Terhadap Kinerja Bisnis Penerapkan strategi secara tepat akan berdampak pada kemampuan mereka wirausaha untuk bersaing dengan usaha lain serta dapat meningkatkan kemampuan dalam menghadapi persaingan dengan cara mengembangkan inovasi produknya. Dengan terus menjaga dan mengembangkan sumber keunggulan bersaingnya maka kelangsungan usaha tersebut akan tetap terjaga. Tingginya tingkat persaingan yang ada harus dapat menjadi peluang bagi usaha kecil dan kewirausahaan. Oleh karena itu para wirausaha tidak hanya berfokus pada strategi inovasi dan menjalin kemitraan seperti yang telah dibahas sebelumnya, tetapi strategi yang sangat penting juga yaitu memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja. Tabel 5 menampilkan Persepsi tentang Pengaruh Strategi Kompetitif dan Strategi Operasional Terhadap Kinerja Bisnis. Tabel 5 Persepsi Tentang Pengaruh Strategi Kompetitif dan Strategi Operasional Terhadap Kinerja Bisnis Mengeluarkan produk baru yang belum keluar di pasaran, memberikan kualitas produk berupa rasa dan bentuk yang menarik serta bersih dari barang yang kurang baik Memutuskan untuk memproduksi produk di kelas menengah memproduksi genteng natural dengan kompetitor-kompetitor yang dihadapi tidak terlalu besar sehingga perusahaan dapat lebih 167 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 168 unggul di kelas genteng natural daripada di kelas genteng keramik. Strategi bersaing dan strategi operasional mempengaruhi usaha denga cara meningkatkan laba yang diperoleh perusahaan. Strategi UKM ini adalah dilakukan secara turun-temurun dari 3 generasi dengan strategi yang sama harus melakukan diferensiasi ciri khas produk UKM itu sendiri. Dengan strategi yang benar, UKM dapat bertahan untuk menjalankan bisnisnya, bahkan mampu berkembang. Mempengaruhi kinerja keseluruhan perusahaan. Adanya strategi bersaing maupun operasi menjadi pedoman bagi tiap karyawan untuk memberikan kinerja yang terbaik. Tidak melihat adanya keterkaitan. Meningkatkan penjualan sehingga mampu bersaing dengan pesaing yang lain. Dengan menghasilkan produk yang berkualitas dengan harga terjangkau saat mempengaruhi kinerja bisnis. Pengaruh dari strategi bersaing dan strategi operasi untuk kinerja bisnis adalah tim harus dilatih untuk dapat memenuhi standar operasi perusahaan. Kinerja bisnis UKM berjalan sangat baik. Hal ini dikarenakan strategi bersaing yang cukup kompetitif, sehingga kinerja bisnis semakin efisien dan semakin baik walaupun usaha ini tidak dalam skala yang besar. Dengan melakukan strategi bersaing/kompetisi perusahaan, akan berdampak pada kinerja perusahaan. Jika memilih strategi bersaing yang kuat seperti low cost dan kualitas produk. Perusahaan ingin mendapatkan keuntungan yang lebih besar dan dapat memikat minat pelanggan memberi diskon untuk membeli produk-produk perusahaan. Bekerja lebih efektif dan efisien. Dengan adanya strategi bersaing yang baik dan strategi operasional yang efektif maka diharapkan kinerja bisnis akan semakin meningkat dengan pesat. Mengutamakan efektifitas dan efisiensi dalam seluruh proses produksi untuk meminimalkan biaya produksi yang harus dikeluarkan. Aspek Pengukuran Kinerja dan Posisi Perusahaan Perusahaan yang terus memperhatikan perkembangan kinerjanya dan berupaya untuk meningkatkan kinerja tersebut memiliki peluang mencapai posisi persaingan yang baik, maka sebenarnya perusahaan telah memiliki modal yang kuat 168 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 169 untuk terus bersaing dengan perusahan lain Permana et al., 2017. Beberapa indikator yang digunakan untuk mengukur keunggulan bersaing adalah keunikan, jarang dijumpai, tidak mudah ditiru, tidak mudah diganti, dan harga bersaing. Keunikan produk adalah keunikan produk perusahaan yang memadukan nilai seni dengan selera pelanggan. Harga bersaing adalah kemampuan perusahaan untuk menyesuaikan harga produknya dengan harga umum di pasaran. Tidak mudah dijumpai berarti keberadaannya langka dalam persaingan yang saat ini dilakukan. Tidak mudah ditiru berarti dapat ditiru dengan tidak sempurna. Sulit digantikan berarti tidak memiliki pengganti yang sama. Tabel 6 Aspek Pengukuran Kinerja dan Posisi Perusahaan a. Produk yang berbeda different sehingga kita tidak selalu bermasalah dalam persaingan. b. Service “personal” customer, karena typical orang Indonesia selalu senang jika dilayani secara pribadi. Loyalitas karyawan cukup tinggi, permintaan untuk menjadi distributor tinggi, dan hasil tes dari lembaga terkemuka “SII” menyatakan bahwa produk memiliki kualitas yang bagus. Pelayanan dan tempat atau lokasi. Memahami selera konsumen atau menebak tren yang terjadi, menjaga kejujuran dan nama baik perusahaan, akun kewajiban hutang terhadap pemasok. Harga produk dibandingkan harga produk yang lainnya. Konsumen-konsumen yang tetap kembali mempercayakan keluhan bahkan untuk memberikan saran kepada perusahaan. Kualitas pelayanan teknologi informasi yang digunakan dalam produksi, pemesanan, maupun akuntansi. Tidak memberikan jawaban, kesulitan pengukuran. Minat pelanggan, kebutuhan pelanggan, ketahanan produk/jasa di mata konsumen. Aspek lain yang dapat digunakan sebagai tolak ukur kinerja adalah tingkat kepuasan dari pelanggan. Kepuasan pelanggan yang lebih tinggi ke perusahaan saya. a. Aspek finansial memegang peranan sangat penting dalam mengukur kinerja perusahaan, fokusnya adalah sering membuat perusahaan terjebak pada orientasi pencapaian keuntungan dalam jangka waktu pendek Biaya pemasaran, profit margin, dan alokasi modal yang efektif Tingkat kepercayaan pelanggan tentang produk sari dele murni dan aspek ini sangat ditekankan. Inovasi dalam produksi, meliputi pemilihan bahan, cara penyimpanan bahan yang tetap mengutamakan kualitas produk. 169 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 170 Memberikan janji atau waktu yang tepat bagi pemesanan barang produksi perusahaan. Meminimalisasi keluhan pelanggan dan responsif terhadap semua keluhan pelanggan. Peningkatan jumlah pelanggan, efektivitas, dan efisiensi seluruh proses produksi, penghematan biaya yang dikeluarkan, dan kepuasan pelanggan. Pembahasan Penelitian ini menemukan bahwa ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempengaruhi strategi bisnis perusahaan. Ketidakpastian lingkungan diidentifikasi sebagai kontingensi penting dalam studi konseptual maupun empiris baik dalam strategi kompetitif maupun strategi manufaktur Skinner, 1969; Hofer, 1975; Dierdonck and Miller, 1980. Dalam studi ini ditunjukkan bahwa dinamisme lingkungan akan mendukung dalam keputusan pilihan strategi kompetitif. Perbedaan ini dengan literatur yang ada disebabkan oleh pelaku bisnis di Indoensia merespons ketidakpastian secara berbeda atau mungkin juga pelaku bisnis kurang melakukan analisis lingkungan yang mendalam. Temuan selanjutnya menyatakan bahwa strategi kompetitif mempengaruhi strategi manufaktur perusahaan, walaupun ada pada kondisi-kondisi tertentu. Artinya strategi bisnis tertentu akan sesuai dibarengi dengan strategi manufaktur tertentu. Strategi bisnis berpengaruh pada strategi kualitas, penghantaran, dan biaya, namun tidak berpengaruh pada strategi fleksibilitas. Temuan ini agaknya selaras dengan Swink and Way 1995 menunjukkan bahwa relatif sedikit studi yang memberikan bukti empiris tentang adanya pengaruh pilihan strategi kompetitif pada strategi manufaktur misalnya bahwa strategi manufaktur didukung oleh pilihan strategi kompetitif dalam bisnis yang memiliki kinerja bisnis tinggi. Vickery et al. 1993 menyatakan bahwa dalam pengembangan strategi manufaktur sangat penting untuk dicatat bahwa kinerja bisnis rendah dihasilkan ketika strategi manufaktur tidak dikaitkan dengan strategi kompetitif. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa kualitas dikaitkan dengan kinerja yang bagus. Ferdows and DeMeyer 1990 dan Noble 1995 memiliki argumentasi bahwa strategi manufaktur yang efektif umumnya dimulai dengan kualitas sebagai basis. Hipotesis diuji untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh positif kapabilitas manufaktur pada kinerja bisnis. Ini disebabkan untuk kondisi di Indonesia dampak penerapan strategi manufaktur tidak secara langsung mempengaruhi kinerja operasional namun diperlukan jangka waktu tertentu. Temuan ini kontras dengan literatur-literatur sebelumnya yang memberikan bukti-bukti pengaruh langsung antara faktor-faktor lingkungan khususnya dinamisme lingkungan dan strategi manufaktur. Swamidas and Newell 1987 dan Ward et al. 1995 meneliti keterkaitan dinamisme lingkungan, strategi manufaktur, dan kinerja bisnis. Dari hasil penelitiannya ditemukan bahwa perusahaan dengan kinerja tinggi, memilih strategi manufaktur yang konsisten dengan lingkungannya. 170 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 171 Strategi kompetitif kompetitif mempengaruhi kinerja financial dan kinerja operasional. Hal ini selaras dan didukung oleh beberapa literatur yang ada seperti Van de Ven and Drazin 1985 dalam Ward and Duray 2000 dan Doty et al. 1993 mengemukakan bahwa strategi yang efektif digunakan untuk mencapai kinerja bisnis tinggi. Implementasi strategi merupakan kunci adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dan kesuksesan perusahaan yang diukur dengan kinerja bisnis Ellitan dan Anatan, 2009. Beberapa penulis berpendapat bahwa strategi manufaktur mendeskripsikan implementasi dengan memberikan gambaran yang lebih rinci tentang bagaimana strategi kompetitif diaplikasikan Hatten et al., 1978; Miller, 1987. SIMPULAN Berdasarkan fenomena temuan dalam penelitian ini, ada beberapa hal yang bisa digarisbawahi. Pertama, ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempegaruhi strategi bisnis perusahaan. Dalam melakukan strategi usahanya, UKM biasanya menggunakan strategi sebagai berikut 1 Menyangkut pengembangan keterampilan untuk menanggapi peluang yang diciptakan oleh perusahaan yang berada di pasar pertama. Yang sering terjadi adalah banyak peniru imitator memperbaiki atau memodifikasi barang dan jasa untuk menciptakan nilai yang lebih tinggi bagi pembeli. Bila demikian, wirausaha perlu memindahkan daya saingnya ke segmen pasar lain dengan mendominasi segmen pasar kecil yang dipandang perusahaan besar tidak memiliki peluang. 2 Perubahan karakteristik produk, pasar, atau industri yang berbasis pada inovasi. Strategi ini dilakukan dengan mengubah produk dan jasa yang sudah ada, misalnya mengubah manfaat, nilai, dan karakteristik ekonomi lainnya. Temuan Kedua, strategi kompetitif kompetitif mempengaruhi strategi manufaktur perusahaan, walaupun ada pada kondisi-kondisi tertentu. Artinya strategi bisnis tertentu akan sesuai dibarengi dengan strategi manufaktur tertentu. Ketiga, strategi manufaktur tidak mempengaruhi kinerja finansial dan kinerja operasional. Keempat, ketidakpastian lingkungan bisnis tidak mempegaruhi strategi manufaktur perusahaan. Kelima, strategi kompetitif kompetitif mempengaruhi kinerja finansial dan kinerja operasional. Implementasi strategi merupakan kunci adanya keterkaitan antara strategi kompetitif dan kesuksesan perusahaan yang diukur dengan kinerja bisnis. SARAN Mengingat berbagai keterbatasan dari penelitian ini, maka peneliti menyarankan untuk dilakukan penelitian lanjutan yang sebaiknya mempertimbangkan aspek lain yang mempengaruhi hubungan strategi kompetitif, strategi manufaktur dengan kinerja, seperti mengkaitkan dengan teknologi. DAFTAR PUSTAKA Dess, G. G. and P. S. Davis. 1984. Porter’s Generic Strategies as Determinant of Strategic Group Membership and Organizational Performance. Academy of Management Journal, Vol. 27, No. 3, pp. 467-488. 171 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 172 Dierdonck, R. V. and J. G. Miller. 1980. Designing Production Planning and Control System. Journal of Operation Management, Vol. 1, No. 1, pp. 37-46. Doty, D. H., W. H. Glick, and G. P. Huber. 1993. Multidimensional Fit, Equifinality, and Organizational Effectiveness A Test of Two Configurational Theories. Academy of Management Journal, Vol. 36, No. 6, pp. 1196-1250. Ellitan, L. dan L. Anatan. 2008. Strategi Operasi Dalam Era Baru Manufaktur. Alfabeta. Bandung. _________ dan _______. 2009. Strategi Bersaing, Konsep dan Instrumen. Alfabeta. Bandung. Ferdows, K. and A. DeMeyer. 1990. Lasting Improvement in Manufacturing Performance In Search of a New Theory. Journal of Operations Mangement, Vol. 9, No. 2, pp. 168-184. Gupta, Y. P. dan S. C. Lonial. 1998. Exploring Linkage Between Manufacturing Strategy, Business Strategy, and Organizational Strategy. Production and Operation Management, Vol. 7, No. 3, pp. 243-264. Hatten, K., D. Schendel, and A. Cooper. 1978. A Strategic Model of The US Brewing Industry 1952-1971. Academy of Management Journal, Vol 21, No. 4, pp. 592-610. Hayes, R. H. and S. C. Wheelwright. 1984. Restoring Our Competitive Edge Competing Through Manufacturing. Wiley. New York. Hofer, C. W. 1975. Toward A Contigency Theory of Business Strategy. Academy of Mangement Journal, Vol. 18, No. 4, pp. 784-810. Keats, B. W. and M. A. Hitt. 1988. A Causal Model of Linkage Among Environmental Dimension, Macro Organizational Characteristic, and Performance. Academy of Management Journal, Vol. 31, No. 3, pp. 570-598. Kim, L. and Y. Lim. 1988. Environment, Generic Strategies, and Performance in A Rapidly Developing Location A Taxonomic Approach. Academy of Mangement Journal, Vol. 31, No. 4, pp. 802-827. Miller, D. 1987. The Structural and Environmental Correlates of Business Strategy. Strategic management Journal, Vol. 8, No. 1, pp. 55-76. ________ and P. H. Friesen. 1983. Strategy Making and Environment The Third Link. Strategic Management Journal, Vol. 4, No. 3, pp. 221-235. Mintzberg, H. 1978. Pattern in Strategy Formulation. Management Science, Vol. 24, No. 9, pp. 934-948. Mitsuhiro, H. 2005. Structural Changes in Indonesian Industry and Trade An Input-Output Analysis. The Developing Economics, Vol. 43, No. 1, pp. 39-71. 172 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 173 Muljani, N., Y. Koesworo, dan L. Ellitan. 2019. Perencanaan Stretegis UKM Wilayah Surabaya dan Sekitarnya Berbasis Analisis SWOT. Unika Widya Mandala Surabaya. Noble, M. A. 1995. Manufacturing Strategy Testing The Cumulative Model in A Multiple Country Context. Decision Science, Vol. 26, No. 5, pp. 693-720. Permana, A., A. Laksmana, dan L. Ellitan. 2017. The Effect of Environmental Dynamism, Dynamic Managerial Capabilities, and Deliberate Organizational Learning on The SME Performance with Dynamic Capabilities as Mediator Variable. Case Study on Small and Medium Enterprise in Surabaya. International Journal of Advanced Research IJAR, Vol. 5, No. 7, pp. 540-551. Porter, M. 1980. Competitive Advantage Creating and Sustaining Superior Performance. Free Press. New York. Salim, A. 2006. Teori dan Paradigma Penelitian Sosial. Tiara Wacana. Yogyakarta. Schoemaker, P. J. H. 1992. How to Link Strategic Vission to Core Capabilities, Sloan Management Review Magazine Fall, pp. 67-81. Skinner, W. 1969. Manufacturing-Missing Link in Corporate Strategy. Harvard Business Review, Vol. 47, No. 3, pp. 136-145. Swamidass, P. M. and W. T. Newell. 1987. Manufacturing Strategy, Environmental Uncertainty and Performance A Path Analytic Model. Management Science, Vol. 33, No. 4, pp. 509-524. Swink, M. and M. H. Way. 1995. Manufacturing Strategy Propositions, Current Reseach, Renewed Directions. International Journal of Operation and Production Mangement, Vol. 15, No. 7, pp. 4-26. Timer, M. P. 1999. Indonesia Ascent on Technology Ladder, Capital Stock, and Total Productivity in Indonesia Manufacturing 1975-1995. Bulletin of Indonesian Economic Studies, Vol. 35, No. 1, pp. 75-97. Vickery, S. K., C. Droge, and R. R. Markland. 1993. Produstion Competence and Business Strategy Do They Effect Business Performance An Empirical Study of Singapore Manufacturers. Journal of Operation Management, Vol. 13, No. 2, pp. 99-115. Ward, P. T., D. J. Bickford, and G. K. Leong. 1995. Business Environment, Operation Strategy, and Performance An Empirical Study of Singapore Manufacturers. Journal of Operation Management, Vol. 13, No. 2, pp. 99-155. _______ and R. Duray. 2000. Manufacturing Strategy in Context Environment, Competitive Strategy, and Manufacturing Strategy. Journal of Operation Management, Vol. 18, No. 2, pp. 123-138. 173 Urgensi Lingkungan Bisnis dan Strategi Dalam Menciptakan Keunggulan Kompetitif 174 Williams, F. F., D. E. D’Souza, M. E. Rosenfeldt, and M. Kassaee. 1995. Manufacturing Strategy, Business Strategy, and Firm Performance in A Mature Industry. Journal of Operations Management, Vol. 13, No. 1, pp. 19-33. 174 ... Oleh karena itu para wirausaha juga tidak menitik beratkan pada strategi inovasi dan menjalin kemitraan seperti yang telah dibahas sebelumnya, tetapi strategi yang lebih tepat yaitu adalah dengan memperhatikan perkembangan kinerja dan berupaya untuk meningkatkan kinerja usahanya. Ellitan, 2021. ...Diana DianaLuqman HakimMuhammad FahmiPenelitian ini menganalisis faktor-faktor penentu kinerja UMKM di Wilayah tangerang Selatan. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa sejauh mana masalah utama dan kendala yang dihadapi oleh pengusaha Mikro, Kecil dan Menengah UMKM di wilayah Tangerang Selatan. Tantangan terberat para pelaku UMKM saat ini adalah kemampuan dalam pengelolaan usahanya terutama di Pasca Pandemi Covid-19 saat ini. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, yang dikembangkan dengan Google Form, dan disebarkan melalui media sosial online. Teknik purposive dilakukan terhadap komunitas UMKM di Tangerang Selatan, dengan menyebarkan kuesioner kepada para pelaku dan komunitas UMKM sebanyak 392 responden mengirimkan dan memenuhi syarat kriteria responden. Kemudian data tersebut diuji menggunakan Structural Equation Modeling SEM Amos yang menghasilkan Kompetensi Pelaku Usaha memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kreatifitas Strategi Pemasaran, Akses Permodalan memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kreatifitas Strategi Pemasaran, Kreatifitas Strategi Pemasaran memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja UMKM, namun Akses Permodalan memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja UMKM, dan Kompetensi Pelaku Usaha memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap Kinerja UKM. Hasil ini agar dapat sebagai rujukan pihak pemerintah dalam mendukung peningkatan kinerja para pelaku UMKM dengan memperhatikan faktor Kompetensi, Kreatifitas Pemasaran namun tidak mengabaikan faktor akses permodalan sehingga dapat turut meningkatkan pendapatan PermanaArsono Laksmana Lena EllitanRapid change on business environment requires the business practitioner to prepare in order to stay exist and keep efficient. The company with good quality will be able to take an advantage when compete with other companies. SMEs in Indonesia influences national economic growth. SMEs have been proved as a resilience entity when face the global crisis. Also, SMEs contribute positively to the society. This study was conducted on SMEs in Surabaya to assess the effect on dynamic capabilities when faced the external environmental changes which are frequently uncontrollable and unpredictable. The research sample is 114 SMEs in Surabaya area. The data will be analyzed by structural equation modeling. The study found that environmental dynamism, dynamic managerial capabilities, and deliberate organizational learning gave a considerable effect on dynamic capability, however these variables did not prove a significant effect on firm performance. The dynamic capability variable mediated the relationship between environmental dynamism, dynamic managerial capabilities and deliberate organizational learning towards firm performance. Roland Van DierdonckJeffrey G. MillerThis paper presents a contingency model designed to explain aggregate differences in the specifications for production planning and control systems across firms. The specifications for a firm's system, stated broadly in terms of the investment in information processing systems and organizational integrativeness, are related to that firm's competitive strategy and environment. An analysis of data from a limited sample of companies, and a panel of managers, provides insights into the applicability of the concepts used in the model, and its potential A. NobleThis study statistically tests the cumulative model for the building of manufacturing capabilities by comparing and contrasting the manufacturing strategies of 265 North. American, 129 European, and 167 Korean factories by region. The cumulative model suggests that better performing competitors build one manufacturing capability upon another in a sequential, cumulative fashion—starting first with quality, followed by dependability, delivery, cost efficiency, flexibility, and lastly, innovation. The primary findings of this exploratory study are as follows 1 the data yielded some evidence for the cumulative model, with the Korean data being the most supportive of the model; 2 North American, European, and Korean managers take different approaches to improved competitiveness; and 3 rather than focusing on one or two capabilities, better performing firms generally compete on the basis of multiple capabilities. That quality is not only at the base of the cumulative model but is often among the multiple capabilities shows the importance of quality management globally. Morgan SwinkMichael H. WayA substantial number of propositions have been made over the last 20 years regarding the content of manufacturing strategy and the process of strategy development and implementation. Although many of the propositions have been well received, few have been rigorously tested via empirical methods. Reviews empirical research efforts to date in order to assess the effectiveness of current research directions and methodologies in evaluating earlier propositions. Discusses strengths, weaknesses and directions for future research in each area of manufacturing H. HayesSteven C. WheelwrightThis problem solver offers a wealth of remedies for American industry's neglect of competitive manufacturing strategies and its resulting loss of productivity. Drawing upon the example of world-class and foreign manufacturers, the book illustrates what American industry must do in terms of manufacturing capability to regain a preeminent spot in the marketplace.

pendekatan dalam melihat bisnis dan lingkungan